Bukannya kota yang tidak pernah tidur, Kuala Lumpur lebih tepat disebut sebagai kota yang tidak pernah berhenti makan. Para penduduknya bukan hanya menyukai makanan, mereka terobsesi dengan makanan. Mereka hidup untuk makanan, bukan makan untuk hidup.
Meski jumlah makanan yang mereka konsumsi menakjubkan, kualitas tetap lebih diutamakan dari pada kuantitas. Ini bagus buat para pengunjung KL, karena mudah mendapatkan makanan enak dan murah sepanjang waktu. Budaya makan 24 jam berarti kita bisa enam sampai tujuh kali makan setiap harinya.
Meski jumlah makanan yang mereka konsumsi menakjubkan, kualitas tetap lebih diutamakan dari pada kuantitas. Ini bagus buat para pengunjung KL, karena mudah mendapatkan makanan enak dan murah sepanjang waktu. Budaya makan 24 jam berarti kita bisa enam sampai tujuh kali makan setiap harinya.
Buka 24 Jam dimana saja |
Cara paling populer untuk memulai hari adalah dengan makan roti canai, sebuah roti halus datar, yang disajikan dengan saus kari. Aslinya roti ini berasal dari selatan India, dan kini banyak ditemukan di restoran mamak (restoran Muslim India), makanan ini sulit dilewatkan. Roti canai memiliki banyak variasi, termasuk menyajikannya dengan telur, bawang dan pisang, tapi roti canai yang sederhana tetap yang paling enak.
Memasuki jam 11, kebanyakan penduduk KL sudah lapar lagi, dan itulah saatnya nasi lemak muncul. Bahan dasarnya adalah nasi dimasak dengan santan, disajikan dengan telur rebus, potongan timun, ikan bilis, kacang, dan sambal.
Memasuki jam 11, kebanyakan penduduk KL sudah lapar lagi, dan itulah saatnya nasi lemak muncul. Bahan dasarnya adalah nasi dimasak dengan santan, disajikan dengan telur rebus, potongan timun, ikan bilis, kacang, dan sambal.
Roti Canai, sarapan favorit KL |
Tepat pada jam 12.30 semua pekerja menaruh alat kerja mereka lalu pergi mencari makan siang. Seringnya, menu makan siang adalah nasi putih, yang dilengkapi dengan masakan yang sudah disiapkan sebelumnya. Biasanya menu makanannya dibagi dengan tiga tema berbeda, tema Melayu (dengan makanan utama daging dan ikan), Cina (dengan menu yang lebih ringan, tidak terlalu pedas, dan lebih banyak sayuran) dan menu India (kari pedas dan acar, kebanyakan vegetarian).
Menu makan siang lain yang umum adalah laksa, mie pedas yang disajikan dengan berbagai variasi. Dua jenis yang paling sering ditemukan di KL adalah laksa kari, yang menggunakan santan, dan laksa asam, yang didominasi dengan rasa asam akibat penggunaan asam jawa.
Menu makan siang lain yang umum adalah laksa, mie pedas yang disajikan dengan berbagai variasi. Dua jenis yang paling sering ditemukan di KL adalah laksa kari, yang menggunakan santan, dan laksa asam, yang didominasi dengan rasa asam akibat penggunaan asam jawa.
Pengisi waktu antara makan siang dan makan malam |
Di atas jam 3 sampai jam 6 sore, kios-kios banyak muncul di sekitar KL, menjual berbagai macam gorengan. Dua makanan yang paling banyak ditawarkan adalah curry puff (pie kecil berisi daging atau kentang) dan pisang goreng. Tujuan makanan ini adalah menjembatani waktu panjang antara makan siang dan makan malam.
Mulai dari jam 7 malam, kedai kopi Cina bertebaran di KL. Biasanya mereka menjual makanan non-halal, dengan bir, mereka menawarkan beberapa makanan terbaik di KL. Makanan terbaik kadang disajikan di restoran-restoran dengan tampilan kusam. Masakan Cina mendominasi, meski dibuat dengan ciri khas Malaysia, seperti char kway teow, kwetiau dengan rasa kaya. Selain menggunakan tepung beras, dan kecap manis serta asin, kwetiau itu juga menggunakan banyak bahan, termasuk kerang, udang, daging babi, telur, dan ikan.
Masih lapar di malam hari? Tenang, ada banyak pilihan. |
Tampaknya sulit dipercaya, tapi para penduduk KL selalu berpikir tentang makanan ketika memasuki jam 10 atau jam 11 malam. Sate menjad makanan kecil yang populer. Meski pilihan makanan semakin berkurang mendekati subuh, tapi selalu ada kemungkinan bisa menikmati sepiring mie goreng atau nasi goreng. Dan semuanya kembali, dengan mengakhiri maraton tur kuliner ini dengan lebih banyak menikmati roti canai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar