Sejumlah kasus pencurian di bagasi pesawat memiliki modus yang hampir sama. Mereka merusak resleting tas dan mencari barang berharga di dalamnya. Tak sedikit juga bekerjasama dengan petugas x-ray. Bagaimana solusi mencegahnya?
Dari pengalaman sejumlah penumpang, sedikitnya ada lima tips agar terhindar jadi korban pencurian di bandara. Selain tetap waspada, langkah pencegahan juga harus tetap dilakukan.
Berikut lima cara agar terhindar jadi korban 'tikus-tikus' bandara:
Jangan Simpan Barang Berharga di Bagasi
Modus yang paling umum saat pencurian barang di bagasi adalah merusak gembok tas dan resleting. Tak sedikit juga yang menyilet tas untuk mencari isinya.
Nah, cara yang paling aman untuk menghindari hal ini adalah tidak menaruh barang berharga di bagasi. Perhiasan, uang hingga alat elektronik lainnya sebaiknya dibawa di kabin pesawat.
"Semoga di lain waktu kami bisa lebih teliti lagi tidak menaruh barang berharga di bagasi dan selalu mengecek kondisi koper atau tas dan barang bawaan yang ditaruh di bagasi," ujar Yovie Cahya, salah seorang penumpang yang pernah diacak-acak tasnya.
Waspada Saat di Conveyor Belt
Dari pengalaman sejumlah pembaca dan kasus yang terungkap di kepolisian, ternyata ada sejumlah oknum porter yang memanfaatkan kelengahan penumpang saat menunggu bagasi di conveyor belt atau ruang tunggu bagasi. Mereka mencuri tas kecil atau ransel yang tidak diperhatikan penumpang karena sibuk melihat ke arah tas bagasi.
Contoh terakhir menimpa Arif Setiawan, penumpang dari Surabaya tujuan Jakarta. Dia kehilangan ransel yang berisi kamera SRL Canon EOS 7D, sebuah handphone dan hardisk eksternal di area bandara. Saat itu dia menaruh ranselnya tidak jauh dari conveyor belt di terminal 1 C. Saat dia tidak memperhatikan bawaannya, ransel tersebut tiba-tiba hilang.
Setelah ditelusuri, pelakunya ternyata petugas kebersihan dan porter. Mereka dicurigai karena membawa sebuah ransel, namun tidak punya tanda bukti bagasi.
Wrapping Bagasi Anda
Salah satu cara aman agar tak jadi korban pencurian bagasi adalah dengan membungkus tas (wrapping). Hal ini bisa mencegah pencurian, namun memang harus mengeluarkan baiya ekstra.
"Setiap traveling ke mana pun dari dan ke bandara di Indonesia semua koper yang masuk bagasi selalu saya wrapping," jelas pembaca detikcom Tommy dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Selasa (18/6/2013). Wrapping adalah membungkus tas/koper dengan lilitan plastik dengan tarif Rp 30 ribu-35 ribu.
Tommy kapok terhadap ulah 'tikus' bandara yang mengacak-acak tas miliknya. Gembok dan resleting tas dan kopernya dirusak. Pengalaman itu terjadi ketika dia terbang dari Bandara Cengkareng ke Changi, Singapura. Saat komplain ke Changi dia diberitahu tas sudah dalam kondisi seperti itu sejak di Jakarta.
Yang merisaukan juga, lanjut Tommy, bahwa di Indonesia amat sulit mendapat perhatian perihal ulah pencoleng di bandara. Selama ini seolah tak ada respons, termasuk dari maskapai.
Pasang CCTV di Area Bagasi
Penumpang pesawat terbang harus tertib tak membawa barang berharga ke dalam bagasi. Namun, pihak bandara juga terus melakukan perbaikan salah satunya dengan menambah CCTV dan personel pengamanan.
"CCTV sudah ada, tapi kalau saat barang masuk ke pesawat dan kamera CCTV terhalang badan pesawat pemantauannya susah, bisa jadi kesempatan (pencurian). Jadi bisa ditambah personel pengamanannya," ujar pengamat kebijakan publik dan transportasi Agus Pambagio saat berbincang dengan detikcom, Selasa (18/6/2013).
Menurutnya, setelah barang bagasi masuk ke pesawat maka sepenuhnya sudah berada di tangan maskapai penerbangan (airline). Dia mengingatkan penumpang tetap harus menaati peraturan tidak boleh memasukkan barang berharga ke dalam bagasi.
"Kalau di Cengkareng mungkin bisa mudah menambah CCTV atau personel keamanan. Kalau di bandara-bandara kecil?" lanjutnya.
Jangan Pakai Tas Resleting Saja
Tanggung jawab kehilangan bagasi ada di pihak airlines. Namun penumpang juga harus tetap waspada, salah satunya dengan tidak menggunakan koper dari jenis yang hanya beresleting saja.
"Jangan pakai koper yang hanya pakai resleting saja. Harus tertutup dengan rapat. Kalau resleting saja, dibuka pakai paku kecil pun bisa," saran General Affairs Manager Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (AP II) Yudis Tiawan.
Selain itu, jika mengalami kehilangan koper atau kerusakan, penumpang dianjurkan untuk segera melapor ke bagian lost and found di terminal kedatangan. Petugas di bagian lost and found dari pihak airline ini yang akan menindaklanjuti laporan tersebut.
*sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar