Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

TRIP MEDAN (LAGI)

Di penghujung bulan Januari 2017 dapat request trip untuk group dari negeri jiran, untuk yang ke sekian kalinya ke Medan. Berbeda dari trip ke Medan sebelumnya, ini adalah pertama kalinya saya landing di Bandara Kualanamu. Dalam suasana Chinese New Year maka saya sempatkan untuk berfoto dengan latar tema Chinese New Year, sebetulnya ini foto untuk ikutan kontes foto via Instagram Bandara Kualanamu. 




Dari bandara Kualanamu saya langsung menuju ke Istana Maimun karena sudah kesekian kalinya jadi saya pun tidak banyak berfoto disini.


Para pemain musik tengah bersiap-siap untuk melakukan persembahan lagu melayu.



Setelah selesai kami melanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu taman penangkaran buaya Asam Kumbang.


Taman Buaya Asam Kumbang
Berlokasi di Jl. Bunga Raya II, Asam Kumbang, Medan Selayang, Kota Medan yang memiliki luas sekitar dua hektar. Harga tiket masuk 8 ribu rupiah/orang. Penangkaran buaya Asam Kumbang merupakan taman penangkaran buaya terbesar di Indonesia dan ini pun dikelola secara pribadi oleh Lo Tham Muk pada tahun 1959.



Penangkaran ini memiliki sekitar dua ribu lima ratus ekor buaya berbagai ukuran dan usia, bahkan ada buaya yang sudah berumur empat puluh tahun lebih. Apabila anda ingin memberi makan buaya, Anda bisa membeli bebek seharga Rp 35ribu.






Selain koleksi buaya, di area ini juga terdapat beberapa koleksi binatang seperti monyet, ular phyton dan anjing.

Setelah merasa cukup melihat-lihat di Taman Buaya Asam Kumbang kami menuju ke hotel untuk istirahat hingga persiapan untuk makan malam di luar.

Hari ke-2 kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Toba. Karena sedang suasana Chinese New Year kawasan Danau Toba pun sangat ramai. Kami menyeberang dari pelabuhan Tigaraja menuju pelabuhan Tomok. Masih seperti dulu, kapal dari pelabuhan Tigaraja juga ditumpangi warga pulau Samosir yang pulang dari berbelanja di pasar yang berada di dekat pelabuhan Tigaraja.

.



Rupanya pelabuhan Tomok sudah berubah, lebih rapi daripada waktu kunjungan beberapa tahun lalu. Oh iya untuk masuk ke kawasan Tomok ini kita diwajibkan bayar retribusi, kalau ga salah ingat sekitar 2ribu/orang, dibayarkan ketika kita turun dari kapal, mau keluar dari area pelabuhan.






Sore hari kapal membawa kami kembali ke pelabuhan Tigaraja, lalu kami langsung menuju penginapan di Parapat View Hotel.

Parapat View Hotel, berlokasi di Jalan Sidaha Pinto noner 7, berada di bagian atas dan memiliki jalan yang agak sempit, dan bersebelahan dengan rumah-rumah penduduk dan sekolah atau lembaga keagamaan, jadi ketika awal pagi (saya tidak ingat waktu itu hari apa) agak berisik pengeras suara khotbah dari pengeras suara. Kalau mau keluar beli makan juga agak jauh dan jalanan agak gelap. Fasilitas air panas juga terbatas hanya pada jam-jam tertentu, bahkan kadang air panasnya  ga ngalir, kebanyang donk, pagi-pagi mandinya air dingin...brrrrrrrr





Dari tepi kolam renang dan tempat makan hotel ini kita bisa lihat view Danau Toba, walaupun di bagian bawah terlihat atap rumah penduduk sih.



Paginya, setelah sarapan kami melanjutkan perjalan menuju ke Medan via Brastagi, dalam perjalan menuju Brastagi kami singgah photostop di Batu Ligi Star, disini kita bisa berfoto dengan latar belakang Danau Toba dan Tanjung Onta. Disini juga tersedia toilet berbayar.
HTM :
*Photostop : 5ribu
*Toilet : 2ribu





Tanjung Onta


Setelah cukup berfoto kami melanjutkan perjalan berikutnya menuju air terjun Sipisopiso. Kami sempat berhenti untuk beli minum dan makanan kecil di salah satu minimarket di daerah Saribudolok. Nah, disini dapat foto gunung/bukit dan langit bagus banget.







Perjalanan dilanjutkan ke Air Terjun Sipisopiso, beberapa kali ke Danau Toba, baru kali ini mampir ke air terjun Sipisopiso.

Air Terjun Sipisopiso
Air terjun Sipisopiso terletak di Dusun Hutabaringin, Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Nama air terjun Sipisopiso diambil dari nama gunung yang berada di sebelah timur laut air terjun yaitu gunung Dolok Sipisopiso. Air terjun Sipisopiso memiliki tinggi 120m. Air terjun sipisopiso mengucur sempurna membentuk garis vertikal. Air terjun Sipisopiso berasal dari aliran sungai Pajanabolon yang merupakan salah satu sungai penyuplai air ke Danau Toba.








Karena keterbatasan waktu, kami tidak turun ke kawasan air terjun Sipisopiso, hanya foto-foto dari atas saja.







Sekitar jam satu siang kami melanjutkan perjalanan menuju Brastagi, perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Akhirnya, sampailah kami di pasar buah Brastagi, kami berjalan-jalan sebentar dan membeli beberapa bibit bunga gladiol, lily dan sedap malam. 

Sambil nunggu teman-teman yang lain kumpul, kami makan durian dulu.


Setelah semua kumpul, kami melanjutkan perjalanan menuju kota medan, turun dari brastagi cuaca berkabut dan turun hujan, jadi kendaraan harus berhati-hati ditambah lagi macet sehingga kami memutuskan untuk singgah makan malam dalam perjalanan sebelum masuk kota Medan. 

Hari terakhir di kota Medan, kami jalan-jalan, belanja dan makan siang di Medan mall. Karena saya dapat flight jam 3 sore begitu sampai di Medan Mall saya langsung pesan tiket kereta railink Bandara di salah satu travel agent di Medan Mall, harga tiket 100ribu.

Setelah selesai makan siang saya pun segera berangkat menuju stasiun Medan, rupanya waktu sudah mepet dengan jadwal keberangkatan kereta dan saya pun memilih untuk naik bentor. Sayangnya jalanan macet terpaksa saya minta driver bentor ngebut, bahkan saya sampai berlari-lari menuju stasiun, dan sialya ternyata saya salah masuk ke mesin check in kereta lokal, jadi saya harus kembali lari menju ke counter check in kereta Bandara. Setelah selesai check in, saya kembali berlari menuju kereta yang sudah hampir berangkat. Dan syukurlah...saya merasa lega setelah bisa dapat duduk manis di kereta railink dengan nafas ngos-ngosan setelah berlari kesana kemari dengan menggendong backpack ukuran 50 liter.




Perjalanan kereta railink sekitar 30 menit akhirnya sampailah di bandara Kualanamu. Begitu masuk mau check in, antrian check ini Lion Air panjang banget dan pergerakannya lambat, jadi saya keluar dari antrian dan pindah ke counter yang lebih sedikit antriannya. Tapi sialnya, penumpang di depan saya begaduh dengan mbak Lion Air, jadi lama juga nungguinnya. Nasib..nasiib...

Setelah selesai check in, langsung deh menuju ke ruang tunggu sambil nunggu bisa leyeh-leyeh dulu di kursi malas bandara, lumayan mengurangi kepenatan lari-lari ngejar kereta railink.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar