Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Trowulan Half Day Tour When Transit In Mojokerto (Part 2)

Lanjutan tulisan sebelumnya, masih di Mojokerto. Sebelum kami melanjutkan perjalanan kami ke Banyuwangi, jadwal kereta sekitar jam 1 siang, jadi kami masih punya waktu setengah hari untuk jalan-jalan di Mojokerto, maksimal sampai jam 12 sebelum kereta berangkat.

Pagi hari kami berjalan-jalan sambil beli makanan untuk sarapan di pasar Tanjung Anyar. Oh ya kalau mau ke pasar kita melewati Kleteng Hok Siang Kong, kemarin sore sewaktu mau ke alun-alun juga kami melewati kelenteng ini. Tapi kami tidak bergambar di dekat kelenteng ini. :) 

Kami hanya berjalan di bagian luar pasar yang di pinggir jalan, akhirya ketemu dech sama penjual makanan ringan khas Mojokerto yaitu onde-onde, kami beli onde-onde dan kue cucur sekitar 10ribu. Lalu kami lanjut mencari tukang kue basah akhirnya ketemu deh beli aneka kue basah dan camilan gitu habis 24ribuan, sekalian buat bekal nanti di kereta.

Ini dia jajanan kami :)




Oh ya, walaupun kami booking kamar tipe standard kami dikasih teh manis dan telor rebus untuk sarapan. Perasaan waktu baca di traveloka harga kamar tidak termasuk sarapan dech. Alhamdulillah..rejeki anak sholehah....^_^

Sebelum sampai di Mojokerto saya sudah browsing rental mobil di Mojokerto, jadi kami sewa mobil untuk half day tour ke Trowulan. Sekitar jam 8 pagi, mobil rental sudah datang dan kami pun sekalian check out dan simpan barang bawaan kami di mobil. Destinasi pertama kami ke Maha Vihara Mojopahit.


Maha Vihara Mojopahit
Berjarak sekitar 14 km dari pusat kota Mojokerto, tepatnya di Jl. Raya Trowulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tiket masuk 5ribu rupiah. Sewaktu kami berjalan menuju loket penjualan tiket, ada anjing gede banget yang dilepas liar dan dia mendekat dan berjalan-jalan mengelilingi kami...hiiii takuut. Untungnya dia ga jilat or gigit, mungkin dia hanya pengen say hello aja kali yaa.




Vihara dibangun di atas tanah seluas 20.000 meter persegi. Bangunan utama vihara berarsitektur Jawa dengan atap berbentuk joglo dengan deretan patung Budha dan bunga teratai di kiri kanan.



 
Di vihara ini terdapat patung sleeping Budha ketiga terbesar di asia tenggara. Patung Sleeping Budha ini memili panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter. Patung Sleeping Budha ini berada di atas kolam, dan di dekat kolam utama terdapat kolam bunga teratai.





Kami tidak berlama-lama disini, karena kami masih memiliki banyak destinasi lainnya sedangkan waktu kami terbatas. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Candi Brahu. Oh ya, mulai dari sekitar Maha Vihara Majapahit ini banyak terdapat bangunan di bagian depan rumah berrwarna merah bata, entah itu pendopo atau memang tempat ibadah.


Candi Brahu
Terletak di  Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Trowulan. Candi Brahu ini berada di kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibukota kerajaan Majapahit.  Harga tiket masuk 5ribu rupiah.


 
Candi terbuat dari batu bata merah dikeliling padang rumput yang terawat dan beberapa topiary  berbentuk candi.



 Di sekitar Candi Brahu juga terdapat pohon Maja yang sedang berbuah.



Dari Candi Brahu kami melanjutkan menuju ke Candi Gentong yang letaknya tak jauh dari Candi Brahu.


Candi Gentong

Dinamakan Candi Gentong karena waktu ditemukan candi tersebut tertimbun tanah menggunung yang membentuk menyerupai gentong. Sewaktu kami ke candi ini tak tampak bentuk candinya, hanya batu bata yang berserakan yang dinaungi bangunan seperti pendopo. 



Untuk masuk ke lokasi ini pengunjung cukup mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela.

Dari Candi Gentong kami melanjutkan ke Candi Bajangratu, dalam perjalanan menuju lokasi kami melewati kolam segaran.

Kolam Segaran
Kolam Segaran ini terletak di pinggir jalan tak jauh dari Jalan Jombang - Surabaya. Kolam Segaran terbuat dari tumpukan batu bata tanpa menggunakan lem/semen. Kolam Segaran memiliki panjang 375 meter dan lebar 175 meter, tebal dinding 1,6 meter dan kedalaman 2,88 meter.



Kolam segaran saat ini agak kurang terawat, kolam juga dipenuhi ganggang, enceng gondok dan tumbuhan apu-apu seperti yang biasa ada di kolam ikan gitu. Sewaktu saya ke tempat ini tampak beberapa warga sedang memancing di kolam ini.

Dari Kolam Segaran kami menuju destinasi berikutnya yaitu ke Candi Bajangratu.


Candi Bajangratu
Candi Bajangratu terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.  Candi menempati area yang cukup luas tetapi untuk tempat parkir mobilnya terhitung kurang, mobil hanya di parkir di pinggir jalan, sementara untuk sepeda motor tersedia tempat parkir yang melewati jalan kecil di samping pagar candi Bajangratu. 

Untuk masuk ke area candi kita cukup mengisi buku tamu dan membayar tiket masuk seharga 5 ribu rupiah.

Di depan loket tiket ini terdapat kolam mini dengan bunga teratai yang cantik. Berjalan menuju pelataran candi kita melewati hamparan taman yang rapi dan terawat tapi sayangnya jalannya berupa tanah jadi kalau musim kemarau tanah menjadi berdebu, kalau musim hujan becek. Alangkah baiknya kalau jalan menuju area candi terbuat dari paving block.



Candi ini berbentuk seperti gapura beratap  dengan tangga naik dan turun.









Meninggalkan Candi Bajangratu kami meneruskan perjalanan ke Candi Tikus yang berjarak sekitar 600 meter.


Candi Tikus
Terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi ini terletak di pinggir jalan, bahkan saya pun tak sampai masuk ke kawasan Candi Tikus, hanya melihat dari pinggir balik pagar di pinggir jalan.



Disebut Candi Tikus konon pada saat ditemukan tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus. Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan (seperti kolam) dengan beberapa bagian di dalamnya. 


Dari Candi Tikus kami sempat berkeliling melewati Pendopo Agung, lalu menuju kawasan Candi Kedaton dan Sexagonal Floor Tile. Kami hanya melihat dari atas mobil tanpa turun ke setiap situs dikarenakan keterbatasan waktu. Kami lalu menuju Candi Wringin Lawang sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Mojokerto


Candi Gapura Wringin Lawang
Terletak di Dukuh Wringin Lawang, Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Gapura Wringin Lawang ini berbentuk seperti gapura belah tanpa atap, diperkirakan merupakan gerbang masuk ke Kerajaan Majapahit. 



Bangunan candi/gapura ini terbuat dari batu bata merah yang kemudian pada perkembangannya gerbang ini diduplikasi provinsi Jawa Timur sebagai gerbang masuk. Tak heran jika kemarin waktu kita melewati Kantor Bupati Mojokerto dan Alun-alun Mojokerto juga terdapat gapura/gerbang yang bentuknya mirip seperti Candi  Gapura Wringin Lawang ini.

Untuk masuk ke area Candi Gapura Wringin Lawang, kita cukup mengisi buku tamu dan memberi sumbangan sukarela, tidak ada harga tiket resmi. 
 
Candi Wringin Lawang merupakan destinasi terakhir kami di Trowulan. Sebenarnya masih banyak situs-situs bersejarah di kawasan Trowulan tetapi waktu kami terbatas jadi kami banyak mengunjungi beberapa tempat saja. 

Berikut ini adalah peta arkeologi di Trowulan, bagi Anda yang minat wisata sejarah sebaiknya anda menyediakan waktu satu haru penuh untuk mengunjungi situs-situs bersejarah di Trowulan.


 

Dari Candi Wringin Lawang kami langsung menuju ke stasiun Mojokerto. Kami naik kereta Sri Tanjung untuk melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar