Kota
Kinabalu atau biasa disebut KK dulunya dikenal dengan nama Jesselton. Maka tak
heran jika pelabuhan tempat kami mendarat dari Labuan bernama Jesselton Point.
Jesselton diambil dari nama gubernur dari Inggris yang pernah berkuasa disini
yaitu Sir Charles Jessel.
Meninggalkan
pelabuhan Jesselton Point, bus berjalan melalui jalan yang berada di tepi
pantai dimana sedang berlangsung pembangunan entah resort/mall. Tak lama
kemudian kami memasuki wilayah Kota Kinabalu mulai tampak kemacetan di
sepanjang jalan menuju ke hotel Winner, tempat kami menginap di daerah Jalan
Pasar Baru – Kampung Air.
Setelah
check ini dan beberes, sekitar jam 7 malam kami keluar untuk makan malam di
Pasar Malam Sinsuran.
Pasar
malam Sinsuran ini dekat dari penginapan kami jadi cukup berjalan kaki saja.
Suasana pasar malam Sinsuran lumayan ramai pengunjung apalagi di jam makan
malam seperti ini. Kedai makan lumayan berjubel. Aneka makanan bisa kita
temukan disini, seperti: nasi campur, sea food, ayam panggang, ikan panggang,
aneka camilan dan aneka minuman.
Salah satu gerai tempat kami makan malam |
Sudah selesai makan, tapi masih lapar mata, jadi jajan chicken wing dulu deh.
Bagi yang mau shopping di sepanjang
perjalanan dari Pasar Malam Sinsuran menuju hotel tempat kami menginap juga ada
pasar malam yang menjual pakaian, aksesories dll.
Hari kedua
Setelah
sarapan pagi kami pun berangkat menuju obyek wisata di kawasan luar Kota
Kinabalu. Sekitar 1,5 jam perjalanan melintasi jalan yang menanjak, sampailah
kami di Pekan Nabalu, Kota Belud. Ini merupakan salah satu spot untuk melihat
gunung Kinabalu. Tapi sayang sekali sewaktu kami sampai lokasi ternyata gunung
Kinabalu tertutup kabut yang lumayan tebal. Belum rejeki dech…
Seperti
obyek wisata pada umumnya, disini terdapat banyak gerai yang menjual aneka
camilan, buah-buahan dan cenderamata.
Setelah
menunggu beberapa saat ternyata kabutnya tak kunjung hilang. Jadi kami pun
memilih untuk melanjutkan perjalanan ke
destinasi berikutnya.
Fish Spa di Sungai Moroli
Tagal Sungai Moroli, Kampung Luanti Baru, Ranau ini merupakan pemenang Malaysia River Care Award 2006. Tagal
dalam Bahasa Kadazan Dusun berarti
“dilarang memancing” di aliran sungai Moroli. Sungai sepanjang 54 km ini dihuni
oleh banyak ikan yang ukurannya lumayan besar. Untuk menjaga ekosistem sungai,
maka penduduk dilarang memancing, menjala ataupun menangkap ikan sepanjang
tahun. Hanya di bulan Mei penduduk diberi kesempatan untuk mengambil ikan dari
sungai Moroli.
Di lokasi
ini kita bisa fish spa langsung masuk ke dalam aliran sungai. Tetapi sayangnya
saat itu air sungai sedang keruh karena tadi malam hujan. Untuk keselamatan pengunjung, aliran sungai dikasih pita pembatas agar pengunjung tetap berada di tepian sungai.
Sebelum masuk ke aliran sungai kita bisa
membeli pakan ikan terlebih dahulu. Jadi nanti begitu masuk ke dalam air sungai kita bisa taburkan pakan ikan di dekat kaki kita, maka ikan akan bergerombol
di sekitar kaki. Nah disaat itu ikan juga akan mematuk kaki…hiiii geliii….
Satu hal
yang perlu diperhatikan adalah kita dilarang memegang ikan ataupun mengangkat
ikan keluar dari air.
Sudah
cukup ber-fish spa? Saatnya istirahat dengan menikmati camilan cempedak
goreng,pisang goreng ataupun aneka durian yang di jual di kedai bagian depan
fish spa. Harga durian mulai dari RM 6/kg.
Dari
Tagal, Kampung Luanti Baru kami melanjutkan perjalanan menuju Dataran Sayur
Kundasang.
Dataran Sayur Kundasang
Kundasang
adalah sebuah kota di distrik Ranau, Sabah. Kawasan ini dihuni oleh suku dusun
asli yang merupakan salah satu kelompok penduduk asli Sabah. Daerah ini
meliputi daerah pegunungan dan lembah dengan panorama yang indah. Selain itu
Kundasang juga merupakan penghasil sayuran dan buah-buahan. Kita bisa membeli
hasil pertanian warga Kundasang di Dataran Sayur Kundasang. Dataran
sayur Kundasang ini kalau di Indonesia mirip lah seperti pasar buah dan sayur
Brastagi.
Dataran sayur Kundasang terletak di pertigaan jalan, menempati area
yang lumayan luas. Disini terdapat ratusan gerai yang menjual aneka sayuran dan
buah-buahan. Jadi jangan heran kalau kita bakalan lapar mata ketika melihat
aneka buah-buahan disini. Saya pun membeli aneka buah potong dan durian mini yang dalamnya berwarna kuning agak orens gitu.
Di
pertigaan jalan dan jalan lingkar yang tak jauh dari dataran sayur Kundasang
terdapat dua icon sawi putih dan kol bulat sebagai symbol daerah ini merupakan
daerah penghasil sayuran. Mirip di Brastagi juga sih ini. Hehehe…
Sebetulanya
di daerah Mesilau, Kundasang juga
terdapat Desa Dairy Farm (peternakan sapi perah), tapi kami saat itu tidak
berkunjung kesana.
Dari
Dataran Sayur Kundasang kami langsung kembali menuju Kota Kinabalu dan ternyata
sepanjang perjalanan menuruni pegunungan Kinabalu cuaca hujan lebat. Kami
akhirnya sampai di Kota Kinabalu sudah menjelang malam.
Hari
ketiga
Setelah
sarapan pagi, merupakan waktunya free and easy. Saya berjalan-jalan di Sunday
morning market lorong Pasar Baru yang berada di belakang hotel Winner, isinya
ya para pelapak yang berjualan pakaian bekas / baru dan aneka aksesories. Dari
sini saya berjalan menuju daerah Pasar Besar Kinabalu, saya masuk ke mall yang
berlokasi di seberang Pasar Besar Kinabalu, karena masih pagi jadi belum banyak
kedai yang buka, disini saya pun hanya melihat-lihat ke salah satu kedai yang
menjual produk aksesories mutiara laut. Harganya lumayan mahal sih, jadi saya
pun cuma melihat-lihat saja.
Keluar dari mall ini saya berjalan menuju ke food
court Pasar Besar Kinabalu, food court terletak di lantai 2. Pasar ini
merupakan pasar basah (seperti pasar inpres gitu kalau di Indonesia) menjual
aneka sayuran dan kebutuhan sehari-hari. Dan di bagian belakang pasar ini juga
pasar ikan jadi jangan heran kalau disini suasananya ya bau amis ikan. Hehehe…
Walaupun
begitu saya sempat memesan ABC (air buah campur) semacam es buah gitu deh. Ya
ampun satu mangkuk isinya banyak banget, saya sampe ga habis.
Dari Pasar
Besar Kinabalu kita bisa berjalan ke arah kiri, disini terdapat Philipino
Market. Di pasar ini dijual aneka ikan asin, garam dan produk hasil laut
lainnya. Walaupun begitu ada yang jual pakaian dan cendera mata juga koq.
Dari
Philpino Market saya langsung kembali ke hotel untuk bersiap-siap check out.
Setelah
check out dari hotel kami makan siang di salah satu restaurant dalam perjalanan
menuju ke Masjid Negeri Sabah untuk sholat Dzuhur.
Masjid
Negeri Sabah
Masjid ini
terletak di Jalan Tunku Abdul Rahman, Sembulan, Kota Kinabalu. Masjid ini mulai
dibangun pada tahun 1970 dan selesai sepenuhnya pada tahun 1975.
Struktur
bangunan masjid ini merupakan perpaduan konsep timur tengah dan modern. Kubahnya
yang megah berdesain pola sarang lebah berwarna keemasan menandakan
kecemerlangan Islam di negeri Sabah. Di bagian kiri dan kanan terdapat 16 tiang
berkubah kecil berwarna emas. Di lilitan setiap tiang ini dihiasi dengan
potongan ayat suci Al Quran dengan tinta warna emas. Masjid ini
memiliki satu menara setingi 215 kaki yang konsepnya diilhami oleh masjid di
Istanbul dan Isfahan, melambangkan ketinggian dan kemuliaan Islam.
Masjid Negeri Sabah |
Masjid ini
mempunyai serambi yang luas sehingga mampu memuat sekitar lima ribu jamaah.
Tempat sholat perempuan terletak di lantai dua, bisa memuat hingga lima ratus
jamaah. Masjid ini juga menyediakan ruangan untuk memandikan jenazah (masih
jarang kita temui di Indonesia).
Masjid
Negeri Sabah ini memiliki halaman dan area parker yang luas, dan ketika saya
berkunjung kesana di bagian belakang masjid sedang ada pembangunan (mungkin)
sarana pendukung masjid.
Setelah
selesai sholat Dzhuhur di Masjid Negeri Sabah untuk mengisi waktu sebelum
menuju Bandara Kota Kinabalu, kami mampir ke Imago.
IMAGO
Shopping Mall
Imago the
mall terletak di KK Times Square,
merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Kinabalu. Disini
terdapat outlet produk-produk fashion branded dan restaurant franchise. Makanya tak heran jika banyak warga Brunei Darussalam yang datang ke Kota Kinabalu untuk shopping, khususnya di musim liburan sekolah atau ketika mall-mall mengadakan great sale karena tentu saja harganya lebih murah dibandingkan di Brunei. Disini juga terdapat kedai yang menjual oleh-oleh dan cenderamata. Waktu itu saya membeli magnet kulkas harga RM 4/pcs. Di lantai lower ground juga terdapat foodcourt, harganya lumayan ramah di kantong.
Ketika
saya kesini, sedang ada pertunjukan Kulintangan. Para penari juga mengajak pengunjung untuk memainkan kulintangan.
Saya menonton sampai pertunjukan selesai, kemudian di akhir pertunjukan ikut berfoto dengan salah satu
penarinya.
Sekitar
jam empat sore kami meninggalkan imago untuk kemudian menuju ke Bandara Kota
Kinabalu. Oh ya, kalau cuaca cerah Gunung Kinabalu bisa terlihat dari bagian
depan Bandara lho.
Flight saya sebetulnya jam 8 malam, tetapi akhirnya pesawat kena delay sampai jam setengah sebelas malam, sepertinya dikarekan terjadi masalah teknis dengan pesawatnya. Jadi kami tiba di Kuala Lumpur sekitar jam setengah satu pagi.
PS : sebetulnya masih banyak lagi obyek wisata di Kota Kinabalu, tapi sayangnya karena keterbatasan waktu jadi belum sempat explore pulau-pulau cantiknya. Bahkan saya belum sempat explore kotanya. Semoga suata saat nanti ada kesempatan untuk kembali ke Kota Kinabalu.
PS : sebetulnya masih banyak lagi obyek wisata di Kota Kinabalu, tapi sayangnya karena keterbatasan waktu jadi belum sempat explore pulau-pulau cantiknya. Bahkan saya belum sempat explore kotanya. Semoga suata saat nanti ada kesempatan untuk kembali ke Kota Kinabalu.
ayo main ke Rinjani kk
BalasHapus