Pada tanggal 9 Mei kemarin saya bersama group mengunjungi wisata perikanan di Waduk Jatiluhur, setelah sebelumnya kami mengunjungi pelabuhan pendaratan ikan di Muara Angke. Waduk Jatiluhur terletak di kecamatan Jatiluhur, kabupaten Purwakarta, provinsi Jawa Barat. Waduk ini merupakan waduk terbesar di Indonesia. Pada awalnya bernama waduk Ir. H. Juanda, yang mulai dibangun pada tahun 1957 dengan kontraktor dari Perancis. dengan luas waduk/danau sekitar 8.300 hektar dengan pemandangan indah di sekelilingnya.
Waduk Jatiluhur merupakan waduk serba guna pertama kali di Indonesia, berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air, penyedia air irigasi untuk sawah, air baku air minum, budidaya perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.
Kami berangkat dari Muara Angke sekitar jam setengah sepuluh pagi, dari tol ancol menuju tol Purbaleunyi, kemudian keluar di gerbang tol Jatiluhur. Kami sampai di Jatiluhur sekitar jam 12 siang. Karena hari itu adalah hari jumat, agaknya tidak ada penjaga pintu gerbang, dan kami langsung saja masuk ke kawasan waduk mengikuti jalan beraspal sampai akhirnya terhenti di jalan buntu. hehehe...
Mobil kemudian putar balik ke area parkir di sekitar waduk, dan saya mencari tempat sewa perahu untuk menyeberangi waduk. Kami memang berencana untuk makan siang di restoran terapung yang berada di tengah waduk Jatiluhur. Akhirnya kami menemukan tukang sewa perahu motor, setelah nego harga akhirnya deal harga sewa satu perahu adalah dua ratus ribu, karena kami berdelapan belas, jadilah kami menyewa dua perahu.
Melihat perahu pertama saya terkejut lho...ternyata perahunya ukuran kecil dan tidak ada pelampung. Akhirnya saya memilih perahu kedua dan mengambil pelampung untuk diletakkan di sebelah tempat duduk saya.
Setelah sekitar 20 menit, akhirnya sampailah kami di restoran terapung "kampung air luhur". Perahu merapat di dermaga bambu yangmengelilingi restaurant apung ini, dengan hati-hati penumpang turun satu persatu dari perahu. Masuk menuju bangunan utama restaurant ini. Restaurant ini menyediakan 2 deret meja makan untuk kapasitas sekitar 30an orang, dan sekitar 3 lesehan.
Menu makanan disini lumayan bervariasi, tentunya mayoritas adalah menu ikan, yang memang dibudidayakan di karamba. Jadi ikan yang dimasak adalah fresh from karamba. Kami memesan menu makan siang yang terdiri dari nasi gurami bakar kecap, nila hitam goreng kering, sop patin special, tahu tempe, kangkung tauco dan lalapan. Oh ya, disini juga ada paket untuk event khusus lho, di buku menu tertulis paket kapal carter, karaoke, live music, organ + 3 artis. Mungkin kalau ada yang acara ultah atau
Sambil menunggu masakan siap dihidangkan saya melihat-lihat di dalam restaurant ini dan di sekitar kampung apung ini. Dan ketika saya melihat dokumentasi di dinding, saya melihat beberapa foto selebriti dan tokoh pernah datang ke kampung air luhur, diantaranya Tya Ariestya, Asrul Dahlan, Ust. Nur Maulana, lalu ada juga shooting kuliner Trans7 dan smartfren.
Setelah melihat-lihat di dalam restaurant saya melangkah keluar dari
restaurant, melihat-lihat kolam karamba ikan. Disini ada beberapa karamba untuk berbagai jenis dan
ukuran ikan.
Oh ya, ternyata crew kampung apung ini lelaki semua lho, mulai dari yang membersihkan ikan, memasak, menghidangkan makanan dan kasirnya semua lelaki.
Di restaurant terapung ini terdapat beberapa fasilitas seperti mushola, toilet dan saung yang berada di bagian depan restaurant.
Setelah beberapa saat akhirnya makanan datang, saatnya makan siang. Lumayan enak lah masakan disini, apalagi dalam keadaan lapar setelah perjalanan, pasti makannya habis banyak dech. hahaha...
Selesai makan kami kembali ke perahu masing masing, dan sesuai dengan kesepakatan bahwa perahu akan membawa kami berkeliling di antara keramba-keramba ikan terapung ini. Tetapi karena sudah terlalu siang akhirnya kami memutuskan untuk segera kembali ke tempat parkir mobil karena kami akan segera melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Dari pengamatan saya, waduk Jatiluhur ini sebetulnya menarik untuk berwisata, tapi sepertinya fasilitas permainan sepertinya masih kurang, saya hanya melihat ada perahu motor dan canoe. Mungkin kalau menginap di resort-resort yang berada di tepi waduk ini ada fasilitas lebih lengkap. Untuk makanan tak perlu khawatir, di tepi waduk terdapat banyak warung-warung makan.
Setelah kami tiba di area parkir, akhirnya sopir kami memberitahu bahwa ada petugas yang menagih biaya tiket masuk, yaitu sebesar lima ribu rupiah/orang, dan sepuluh ribu rupiah/mobil. Wah...ternyata ditagih jugaa....kirain gratis...habisnya tadi waktu datang di pos yang ada di gerbang ga ada orang sich. hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar