Tanggal 14 Mei kemarin, saya dan teman-teman member Komunitas Jalan2.com regional Jabotabek jalan-jalan santai ke situs Gunung Padang Cianjur.
Perjalanan dimulai dari meeting point di depan menara Bidakara Pancoran. Jam berkumpul adalah jam 6 pagi. Karena saya berlokasi di Cengkareng Timur dan khawatir bakalan susah dapat transport umum di pagi hari, akhirnya saya memutuskan untuk naik taxi dari lampu merah Cengkareng. Sekitar jam 5.58 saya sudah sampai di meeting point, ongkos taxi dari Cengkareng Timur - Menara Bidakara habis 80ribu. Rupanya belum banyak teman-teman yang datang. Baru sekitar pukul 7 peserta sudah lengkap akhirnya kita berangkat. Rupanya jalur ciawi - puncak sudah mulai macet dan jadilah kami lewat jalur sukabumi.
Perjalanan dimulai dari meeting point di depan menara Bidakara Pancoran. Jam berkumpul adalah jam 6 pagi. Karena saya berlokasi di Cengkareng Timur dan khawatir bakalan susah dapat transport umum di pagi hari, akhirnya saya memutuskan untuk naik taxi dari lampu merah Cengkareng. Sekitar jam 5.58 saya sudah sampai di meeting point, ongkos taxi dari Cengkareng Timur - Menara Bidakara habis 80ribu. Rupanya belum banyak teman-teman yang datang. Baru sekitar pukul 7 peserta sudah lengkap akhirnya kita berangkat. Rupanya jalur ciawi - puncak sudah mulai macet dan jadilah kami lewat jalur sukabumi.
Perjalanan lewat jalur sukabumi rupanya tak terlepas dari kemacetan juga, karena jalan yang sempit, melewati beberapa pasar dimana ada angkot yang nge-tem, akhirnya perjalanan menjadi lebih lama. Sekitar pukul 14.30 kami berhenti untuk makan siang di warung makan sunda. Mungkin karena sudah terlambat dari jam makan siang dan makanan sudah dingin menambah kurangnya selera makan saya....tapi akhirnya habis juga sich. Saya makan nasi, pepes teri, ayam goreng, daun singkong rebus dan beli 1 botol air mineral habis kurang lebih 23ribu (kalau ga salah ingat).*orangnya sering lupa catet spendingnya...
Selesai makan saya memutuskan untuk naik ke bus, jam sudah menunjukkan hampir pukul 15.00 sementara kita belum mencapai obyek wisata tujuan...haduh mau jam berapa sampainya ini. Akhirnya tak berapa lama teman-teman sudah naik ke bus, dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Oh ya sopir bus sempat kelewatan jalan untuk masuk ke situs gunung padang, untung ada teman kita mba Rara yang menegur sopir, kalau bus sudah terlewat dari rute ke situs gunung padang, akhirnya bus putar balik, dan masuk jalanan kecil yang tertulis arah menuju Gunung Padang. Kami menempuh jarak sektiar 20 km dari jalan raya, dan masih melewati jalan kampung yang sempit, jalanan yang berada di pinggir tebing, dan pinggiran kebun teh. Oh ya, sebelum masuk ke arah gunung padang kita sempat putar balik di stasiun lampegan lho, sayang sekali kita ga sempat turun untuk foto-foto karena waktu juga sudah mepet.
Akhirnya sekitar jam 16.30 sampailah kami di gerbang parkir situs Gunung Padang dalam kondisi cuaca gerimis pula. Begitu turun dari bus, ada juru kunci/guide Gunung Padang yang menghampiri kami dan bilang kalau loket sudah tutup jam 16.30, tetapi berhubung kami datang dari jauh dan banyak orang, akhirnya dikasih ijin untuk masuk ke situs Gunung Padang. Karena bus parkir di lokasi parkir jadilah kami jalan kaki menuju loket pintu masuk Gunung Padang, lumayan jauh juga sih, mungkin sekitar 500 meter dengan kondisi jalan mendaki. Lumayan capek juga sich saya...
Setelah sampai di loket masuk dan membeli tiket masuk situs Gunung Padang seharga 4ribu rupiah, kami memasuki pintu gerbang dan guide menunjukan sebuah sumur kecil yang katanya dahulu sumur ini merupakan tempat untuk membasuh kaki/bersuci sebelum beribadah/melakukan pemujaan di atas Situs Gunung Padang, lalu guide juga menginformasikan bahwa terdapat dua lajur anak tangga untuk menuju puncak situs Gunung Padang, dan kami disarankan untuk melalui tangga yang sebelah kanan, tangga sebelah kanan ini tidak terlaju tajam kemiringannya...tapi buat saya yang jarang olahraga dan jalan jauh..cukup membuat saya ngos-ngosan dan sering berhenti...membuat saya menjadi orang terakhir yang mencapai puncak situs Gunung Padang. Kaki berasa mau copot..nafas ngos2an...mungkin faktor U yaa... hahaha...
sumur kecil untuk bersuci |
Oh ya, tangga untuk menuju puncak Gunung Padang ini sudah rapi lho, terbuat dari semen dilengkapi dengan besi pegangan di pinggirnya...di luar bayangan saya sebelumnya, saya kira sebelumnya tangga masih berupa tanah dan batu yang mungkin licin dan susah dilalui.
Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Berlokasi di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Komplek "bangunan' dengan luas kurang lebih 900 m2 ini berada di ketinggian 885 mdpl, areal situ ini sekitar 3 hektar, menjadikannya sebagai komplek punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
batu-batu reruntuhan situs Gunung Padang |
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Dan pada tahun 1949 sejarawan Belanda N.J. Krom menyinggung tentang keberadaan situs ini. Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979, tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi,
Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan
batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu
tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen
Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan
pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan
geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
tangga untuk menuju teras teratas |
pemandangan dari teras teratas |
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan
kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.
Hingga saat ini Tim Terpadu Riset Mandiri masih terus melakukan eskavasi (pemboran)
untuk membuktikan keberadaan struktur bangunan dan ruang-ruang di bawah
kedalaman 4-5 meter. Selain itu, perkiraan umur situs juga masih
diteliti dengan memeriksa sampel-sampel dari situs ini. Dugaan sementara
adalah situs Gunung Padang ini tidak dibangun dalam satu masa, tetapi
melibatkan beberapa kebudayaan. Misalnya, yang membuat batu-batu kolom
menjadi menhir-menhir, belum tentu sama dengan masyarakat yang membuat
susunan batu-batu kolom dengan semen purba. Demikian juga bangunan
susunan batu kolom andesit di permukaan, atau yang sudah tertimbun
beberapa meter di bawah, belum tentu dibangun satu masa dengan struktur
bangunan di bawahnya lagi. Situs ini dapat menjadi bukti peradaban
tertua manusia yang tanpa diketahui hilang dari informasi pra-sejarah
Indonesia.
Oh ya, guide kami sempat menunjukkan kalau di situs ini terdapat batu bernyanyi, sejenis potongan batu yang memanjang yang apabila diketuk akan menghasilkan bunyi.
Batu Bernyanyi...bila kita ketuk akan menghasilkan semacam bunyi nyaring |
Di bagian atas teras ini juga tersedia gardu pandang, pengunjung bisa memandang situs Gunung Padang dari atas. Serta bangunan kecil untuk duduk istirahat setelah anda berkeliling lokasi ini.
menara pandang di teras teratas situs Gunung Padang |
Menjelang pukul 18.00 hari sudah mulai gelap, saya memutuskan untuk turun dari situs Gunung Padang. Jadilah saya menunggu teman-teman lain yang masih belum turun. Di dekat loket masuk ini juga terdapat tempat parkir lho, bagi Anda yang membawa sepeda motor atau mobil ukuran kecil bisa parkir disini. Juga terdapat deretan warung yang menjual minuman dan snack. Serta ada toilet dan mushola.
Bagi anda yang kemalaman sampai di lokasi ini, jangan khawatir, penduduk sekitar situs Gunung Padang ini juga menyewakan home stay. Tinggal tanyakan saja ke warung-warung ini dengan sukarela mereka akan menunjukkan home stay-nya.
Pukul 18.50 kami sudah berkumpul di tempat parkir dan siap untuk berangkat kembali ke Jakarta. Berhubung hari sudah mulai gelap dan jalan yang lumayan sulit dilalui oleh minibus maka untuk keamanan kami meminta dikawal ojek motor hingga ke jalan raya.
Setelah mencapai jalan raya Cianjur-Sukabumi, bus mengambil rute melalui Cianjur - Puncak - Ciawi. Kami sempat berhenti di pom bensin yang disini terdapat satu warung makan yang masih buka, untuk makan malam ini saya memesan bakso + mie + telor, seharga 15ribu sudah cukup mengenyangkan buat saya. Setelah semua selesai makan, kami masuk ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Rupanya di malam hari jalur Cianjur - Puncak - Ciawi relatif lengang jadi sekitar pukul 10.30 kami sudah sampai di Jakarta.
Demikianlah jalan-jalan santai kami ke Situs Gunung Padang + Stasiun Lampegan yang belum berhasil kami singgahi untuk berfoto-foto. Rasanya masih kurang puas juga sih dengan trip kali ini, dikarenakan terlalu lama di jalan jadi tak sempat mengexplore obyek wisata tujuan dengan maksimal.
Bagi Anda mungkin bisa mempersingkat waktu dengan naik kereta dari Bogor - Cianjur lalu dilanjutkan naik ojek ke lokasi Situs Gunung Padang. Tetapi saya pikir jauh juga lho naik ojek dari Stasiun Cianjur ke situs Gunung Padang dan perlu disiapkan stamina yang prima.
Beberapa gambar imaginer Situs Gunung Padang yang saya temukan melalui google. Wah rupanya hebat banget ya karya kebudayaan megalitikum ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar