Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Explore Sumatera Barat Day 2

Hari kedua di Padang, hari ini adalah dimulainya Gathering Nasional Komunitas Jalan2 Indonesia. Selesai sholat subuh lalu mandi dilanjutkan kemas-kemas barang bawaan. Sekitar jam 6.15 saya siap untuk sarapan di lobby hotel, sementara itu teman di yang di lantai dua ketok-ketok pintu kamar, katanya air di kamarnya mati. Jadilah teman saya numpang mandi di kamar saya. Tapii...tak lama kemudian air di kamar saya pun mati. Aduh...ada ada aja nich...pagi-pagi pompa air hotel rusak. Sampai saya selesai sarapan penghuni hotel pun masih heboh dengan ketiadaan air, tak lama kemudian nampak beberapa staff hotel mengantar air galon ke kamar hotel yang. Tapi tak lama kemudian tamu pun komplain...kami dikasih air galon tapi tak dikasih ember dan gayung..gimana mau mandi coba? hihihi...saya jadi ikutan senyum-senyum dech. Beruntung saya mandi pagi pagi dech. Oh ya, selesai sarapan saya masih sempat jalan-jalan ke Pantai Padang...lumayan bisa fotoin pantai di waktu pagi...



Sekitar jam 7.30 teman-teman baru selesai sarapan dan kami langsung berangkat menuju meeting point di Bandara Minangkabau. Dan ternyata sudah banyak teman-teman yang sudah berkumpul di bus. Setelah semua sudah mendapatkan tempat duduk masing-masing, bus siap berangkat untuk memulai rangkaian gathering nasional.
Itinerary untuk tanggal 31 Mei adalah:

08.30  : berangkat menuju bukit tinggi
09.30  : tiba di air terjun lembah anai
10.30  : perjalanan menuju bukit tinggi (melewati serambi mekah padang panjang)
11.30  : tiba di koto gadang (ishoma )
12.30  : berangkat menuju Great Wall Koto, Lobang Jepang, Ngarai Sianok, Janjang Saribu, Taruko)
18.30  : Tiba di Jam Gadang, makan malam
20.15  : Check in Hello Guest House Bukit Tinggi

Destinasi pertama adalah Air Terjun Lembah Anai, air terjun ini terdapat di pinggir jalan jadi tak heran jika banyak mobil yang parkir di sisi kiri jalan, mampir untuk berfoto-foto. Diseberang jalan juga terdapat rel kereta api yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi. Sepertinya bagus kalau ambil foto dari angle ini. Tapi agak malas sih nyebrang jalannya, lumayan rame mobil yang lewat.



Disini kami hanya sekitar 20 menit, selesai berfoto kami melanjutkan perjalanan menuju Koto Gadang. Tak jauh dari air terjun lembah anai ini terdapat wahana permanainan air Mega Mendung, semacam mini waterboom gitu lah, yang menyediakan banyak kolam kecil-kecil gitu...lumayan untuk liburan keluarga yang mempunyai anak-anak kecil.
Perjalanan lumayan panjang tapi tetap enjoy, secara sepanjang perjalanan diputarkan lagu-lagu minang dan saya juga suka memperhatikan apa yang ada di sepanjang jalan, jalan yang mendaki berkelok-kelok melewati kota dan desa, kami juga melewati Pandai Sikek (sempat melihat ada sign board tulisan ini sih), nah ini rupanya daerah yang terkenal dengan kerajinan songketnya itu.  Akhirnya bus masuk ke jalan yang kecil dan setiap berpapasan dengan mobil lain salah satu harus berhenti dulu untuk memberikan jalan.


Sekitar jam 11.30 sampailah kami sebuah pertigaan dengan bangunan Rumah Gadang yang berada di salah satu sisi pertigaan jalan, rupanya ini Balai adat Koto Gadang yang bersebelahan dengan Gedung Wali Nagari Koto Gadang, berhubung kami memakai bus 35 seater jadi  bus tidak bisa masuk sampai lokasi masuk ke Great Wall Koto. Para peserta akhirnya turun untuk makan siang, berhubung ga ada tempat jadi ada teman-teman yang makan di sekitaran rumah adat koto Gadang ini, tapi saya dan beberapa teman memilih untuk numpang makan di kedai kopi yang berada di sebelah rumah adat Koto Gadang. Walaupun numpang duduk kita tetep belanja koq, saya memilih untuk memesan air teh anget.

Selesai makan rupanya masih belum masuk waktu dzuhur jadi saya sempatkan berfoto dulu di depan rumah adat Koto Gadang. Begitu mendekati masuk waktu dzuhur saya menuju masjid raya Koto Gadang yang letaknya tak jauh dari rumah adat Koto Gadang ini. Strategis banget nich tempat berhentinya...



Selesai sholat dzuhur ternyata sebagian teman-teman sudah berangkat menuju pintu masuk Great Wall Koto dengan naik angkot, akhirnya saya ikut rombongan angkot yang berikutnya. Rupanya dekat saja koq, kalau jalan sekitar 15-20 menit saja. Oh ya sepanjang perjalanan menuju pintu masuk Great Wall Koto ini tampak rumah-rumah penduduk dengan arsitekur kuno semacam kolonial gitu. 

Setelah semua peserta sampai di pintu masuk Great Wall Koto kami segera menuruni anak tangga yang lumayan curam. Memang saya belum pernah ke Great Wall yang di China sih, jadi lumayan lah pemanasan disini aja dulu...hehehe...



Setelah kita menuruni banyak anak tangga kami menemui satu point untuk berfoto, akhirnya kita ramai-ramai berfoto disini lah. Oh ya, berhubung di sekitar Great Wall ini masih berupa hutan, jangan heran jika tiba-tiba ada monyet yang turun dan berlarian di dinding Great Wall. hihihi...



 Pemandangan selama menuruni anak tangga Great Wall Koto ini bagus banget...kita bisa lihat ngarai sianok dari atas bukit.



Kami melanjutkan perjalanan menuruni Great Wall Koto yang kemudian berujung di sebuah sungai dengan jembatan gantung diatasnya. Selesai menyeberangi jembatan gantung ada sebuah warung kecil, disini beberapa teman beristirahat untuk minum dan beli snack/gorengan. Lalu setelan lumayan banyak teman yang berkumpul kami melanjutkan berjalan kaki untuk menuju Lobang Jepang, kali ini kondisi jalannya menanjak. Lumayan ngos-ngosan juga saja jalan, karena memang jarang banget saya olahraga ataupun berjalan jauh gini. 




Akhirnya sampailah kami di Lobang Jepang, lokasi berada di pinggir jalan dan kondisi jalan yang menurun dan tikungan. Jadi harus hati-hati kalau mau menyeberang yaa... Disini kami sampai duluan, jadi harus menunggu teman-teman yang lain.  Tak berapa lama teman-teman sudah lengkap, dan ketua rombongan sudah deal untuk fee guidenya, jadilah kami mengikuti guide untuk menelusuri Lobang Jepang. Begitu kita masuk pintu terowongan ini udara terasa sejuk dan dingin....menurut guide ini dikarenakan bagusnya sistem sirkulasi udara di terowongan ini, jadi bukan karena ada AC ya. hihihi...



Lobang Jepang ini merupakan proyek tentara jepang pada jaman Perang Dunia II, dan selama masa pembuatan terowongan ini menggunakan pekerja dari luar Sumatera Barat. Kenapa memakai pekerja dari luar kota Sumatra Barat? Ya, supaya para pekerja ga bisa kabur, karena memang ga tau jalan untuk melarikan diri. Dan selama pembuatan terowongan ini tak ada satupun warga di daerah sekitarnya yang tau, karena memang terowongan ini diciptakan kedap suara. Jadi tak akan terdengar suara pekerja yang sedang menatah terowongan ini. 


Setiap ruangan di terowongan ini saling terhubung, dan setiap ruangan mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda, ada ruang seperti cafe, ruang penjara, ruang dapur (yang sebetulnya menurut guide ini adalah ruang pembantaian), ruang penyergapan, dan lain lain.

Oh ya, ada salah satu teman saya (mba menie) rupanya dia bisa melihat makhluk halus, jadi  sepanjang di dalam terowongan ini dia melihat berapa makhluk halus, salah satunya di ruang pembantaian. Dan rupanya dia juga melihat ada makhluk halus di pojokan kamar hotel saya. hiiii....untung aja dia cerita setelah kami check out...kalo tidak...saya bakal ketakutan dech di kamar hotel.

Setelah selesai menyusui lorong-lorong di Lobang Jepang, kami bergerak menuju Ngarai Sianok, dari tempat parkir bus kita jalan kaki di sepanjang sisi sungai yang debit airnya memang sedang sedikit.



Lalu sampailah kami di spot Taman Janjang Saribu, nah untuk melewati tanah menuju tangga Janjang Saribu ini kita dipungut 2ribu rupiah (disana ada tulisan tanah milik pribadi, lewat bayar 2 ribu gitu)...hihihi... Di kawasan ini juga terdapat arena bermain air namanya Chori-Chori





Setapak demi setapak kami menaiki tangga Janjang Saribu, mula-mulai landai, lama-lama tangga semakin mendaki dan curam. Haduuuh...ngos-ngosan juga saya mendaki anak tangga yang tak terhitung ini. Sampai-sampai di tengah perjalanan saya hampir menyerah...tapi kemudian hati kecil saya berkata, "Ah masa sudah naik sampai sini mau balik turun, sayang juga lah". Akhirnya setelah beberapa kali berhenti untuk istirahat saya berhasil mencapai puncak bukit pandang Taman Janjang Saribu. Dari 30 orang peserta hanya sekitar 10 orang yang ikut naik ke puncak bukit Janjang Saribu, Rasanya puas bangettt bisa mencapai puncak bukit, dari atas bukit kita bisa melihat pemandangan yang indah...sungai yang berkelok-kelok, lalu di sebelah kiri tampak gunung (entah apa namanya) yang menjulang tinggi.






Setelah berfoto-foto dan beristirahat akhirnya saya dan Cik Eka memutuskan untuk turun duluan, secara saya jalannya pelan-pelan, kalo bareng yang lain takutnya nanti ketinggalan dech. Oh ya, harap berhati-hati dan waspada yaa...di beberapa bagian tangga ini terdapat ranjau kotoran mungkin kotoran monyet...aduuh baunya minta ampuuun.



Akhirnya sampailah kami di bawah dan tak lupa foto bareng lagi sama teman-teman.



Dari sini, kami berjalan menuju ke tempat parkir bus, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Taruko. Rupanya bus tidak dapat melewati jalan menuju Taruko, jadi terpaksa kami berjalan kaki sekitar 1,5 km. Kami berjalan pelan-pelan, melewati sawah dan perkampungan penduduk.





Tak berapa lama kemudian sampailah kami di pertigaan jalan dengan penunjuk jalan menuju Taruko. Akhirnya sampailah kami di Taruko, rupanya Taruko adalah nama sebuah cafe restoran. Begitu masuk, wah kita semua terkagum-kagum dengan desain dan view di restoran ini. Untuk menu makanan dan minuman sih biasa aja, tapi viewnya luaaaarrr biasa.






 Sambil nunggu pesanan minuman datang kami berfoto-foto, sayang kan kalau di tempat sebagus ini ga diabadikan dalam jepretan kamera.




Sekitar jam 17.30 kami bergerak untuk meninggalkan Taruko, kali ini kami sewa ojek, jadi tak perlu lagi jalan kaki lagi sampai ke tempat parkir bus. Setelah semua peserta sampai di bus, bus segera berangkat untuk menuju jam gadang di Bukit Tinggi. Sampai di Bukit Tinggi kami berpencar untuk berfoto dan makan malam.



Saya dan beberapa teman berkeliling ke daerah dekat pasar atas untuk membeli souvenier, akhirnya beli magnet tempelan kulkas 2pcs harga 10ribu/pcs. Setelah itu lanjut hunting makan malam, sampailah kami di tepi jalan diseberang KFC dan memilih untuk makan sate padang. Lucunya nich...saya pesan 5 tusuk sate daging dan 5 tusuk sate yang dibalur kelapa parut. Eeh...sama abangnya dibuatin sate yang dengan kelapa semua...



Jam 20.00 kami berkumpul kembali untuk naik bus menuju Hello Guest House yang tak jauh dari Jam Gadang. Sampai di Guest House, saatnya pembagian kamar, grup leader mulai membagi kamar kapasitas 4 orang dengan menyebutkan Vitri, Lenny, Junita, dan kurang 1 orang...dan akhirnya saya memilih untuk menggenapkan sebagai penghuni ke-4nya. hihihi...disini saya dapat kenalan baru yang baru pertama kali kami ketemu, sepertinya di forum/FB saya belum pernah bertegur sapa dech. Vitri merupakan member dari Padang sebagai tour guide kami selama acara gathering nasional. Kak Lenny dari Aceh Singkil, Kak Junita Sitompul dari Bandung tapi asalnya dari Batak. Senang rasanya saya dapat kenalan baru dari daerah yang berbeda, dan senangnya berteman dengan traveler adalah kita jadi gampang akrab. :)


Setelah selesai dapat jatah kamar masing-masing, kami masuk ke kamar beberes dan mandi, setelah itu kami berkumpul di lobby untuk sesi kenalan dan pembagian kaos.


Selesai acara kenalan dan pembagian kaos, saatnya istirahat supaya besok pagi bisa bangun pagi dan segar untuk melanjutkan rangkaian acara gathering.

Mau tau tujuan wisata kami di hari berikutnya?
Tunggu tulisan saya berikutnya yaa... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar