Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Akhir Pekan Di Taman Wisata Alam Angke Kapuk


Hari sabtu kemarin saya dan teman saya (Yeni) tengah ngobrol via medsos, dan tetiba kita  berencana untuk jalan-jalan ke TWA Angke Kapuk  waktu itu jam 11.30, setelah ini dan itu kami berangkat dari rumah masing-masing dan bertemu di Halte Trans Jakarta Grogol 2 untuk lanjut ke arah pluit, kami turun di halte Pluit Village lalu naik angkot U11 dari depan Pluit village menuju perempatan muara karang kemudian dilanjutkan lagi naik U11 ke arah Gedung Sekolah Yayasan Budha Tzu Chi, lalu jalan kaki menuju TWA Angke Kapuk. 

Sekitar jam 17.30 kami sampai di loket , setelah tanya jawab dengan petugas loket, petugas menyarankan lebih baik datang lagi aja besok pagi, karena sayang juga bayar tiket 25ribu tapi belum puas explore tempat wisatanya. Akhirnya kami minta ijin aja untuk numpang ke toilet, dan rupanya toilet berada di dekat mushola, dari area mushola ini kita disuguhi pemandangan yang lumayan bagus, jadilah kami sekalian foto-foto dech. 







Sekitar jam 18, saya dan yeni keluar dari TWA dan berjalan kaki ke depan Gedung Tzu Chi, dan ternyata angkot U11 yang lewat itu arah ke Kapuk, jadilah kami galau gimana kita mau ke halte Trans Jakarta, kemudian yeni tanya ke dua orang cewek yang sama-sama nunggu angkutan, dia bilang ada angkutan BKTB jurusan Monas-Pluit via Stasiun Kota, tapi jam kedatangannya agak lama, yaah saya bilang mau berapa lama kita nunggu disini, keburu kemaleman nanti. Akhirnya kami naik taksi rencana mau ke Pluit Village, tapi begitu dalam perjalanan kami mengubah rencana untuk ke Green Bay Mall. Akhirnya kami makan malam di Sate Khas Senayan di sana, saya order Lontong Cap Gomeh dan Es Cincau Hijau. Lumayaaan…kenyang bangett euy.  Selesai makan kami segera pulang dengan naik angkot dari depan Green Bay Mall ke Halte Pluit. 




Minggu pagi ternyata kami bangun kesiangan, rencana berangkat jam 7 gagal…jadilah kami berangkat agak siangan, seperti hari sebelumnya kami ketemuan di Halte Grogol 2, namun hari minggu pagi kami turun di Halte Penjaringan, kebetulan Yeni belum sempat sarapan jadi dia beli gado-gado di depan halte Penjaringan, lalu kami naik bajaj ke TWA Kapuk, ongkos bajaj 40ribu.


Sekitar jam 10an, kami sampai di lokasi, dan langsung deh beli tiket masuk seharga 25ribu/orang, untuk turis asing harga tiket masuk 250ribu/orang, bila anda membawa kamera digital/SLR dikenakan biaya 1juta. Dari loket masuk kami langsung berjalan lurus menuju arah pantai.  Di ujung jalan setapak yang terbuat dari susunan kayu di atas rawa-rawa itu terdapat satu gazebo dengan kursi bambu.  Tetapi jangan berekspektasi akan melihat pemandangan indah, karena disini hanya terdapat pemandangan alat-alat berat yang sedang digunakan untuk reklamasi pantai. Bahkan di sekitar gazebo ini baunya agak menyengat. Akhirnya kami segera pergi menuju lokasi yang lain, sebelum menuju jembatan dari arah pantai ini terdapat pasangan yang sedang pemotretan pre-wedding. Memang beberapa lokasi di TWA Angke Kapuk ini juga cocok untuk pemotretan lho. Oh ya, kalau anda membawa kamera maka anda akan dikenakan biaya sebesar 1juta.  Lumayan mahal ya…




Di TWA Angke Kapuk ini kita bisa berjalan-jalan diantara rimbunnya hutan mangrove, menikmati suasana dan udara yang masih segar.  Walaupun begitu kalau teman-teman berjalan-jalan di jembatan pengamatan biawak saat tengah hari tetap terasa sengatan matahari,  siapkan aja topi dan kacamata hitam, atau cepet-cepet neduh dech sehabis foto-foto di jembatan. Hehehe….



Spot berikutnya yang kami tuju adalah lokasi penanaman mangrove, di sini terdapat dua jembatan bambu di atas rawa-rawa ini jadi kami bisa berfoto di sini. 





Setelah cukup berfoto kemudian kami melanjutkan eksplore ke jalur sepeda/lokasi pengamatan biawak.  Untuk menuju lokasi pengamatan biawak ini terdapat dua jembatan yang lumayan besar, tak lupa kami berfoto disini. 



Di ujung jembatan tempat pengamatan biawah ini terdapat dataran yang lumayan panjang, rupanyaini satu deretan dengan tempat parkir bus besar, dan disampingnya terdapat semacam danau, nah kita bisa berfoto disini dengan background gedung sekolah Tzu Chi.


Karena sudah panas-panasan sepanjang jembatan pengamatan biawak, saatnya ngadem dech, sekalian naik ke menara pengamatan burung. Menara pengamatan ini terbuat dari kayu, dengan tangga yang agak sempit untuk dua orang berjalan bersimpangan. 



Rupanya hari sudah hampir pukul dua siang, dan kami sudah berasa lapar, akhirnya kami istirahat makan siang di kantin. Saya memesan lontong sayur seharga 25ribu dan air the dalam kemasan botol seharga 10ribu/botol. Untuk lontong sayur, menurut saya not recommended, lontong/ketupatnya berasa keras banget dan sayur kacangnya serta opor ayamnya rasanya agak hambar. Masih lebih enakan lontong cap gomeh yang kemarin malam saya makan dech. 

Selesai makan, kami melanjutkan untuk menyusuri tempat penanam mangrove dan melihat tempat penginapan yang berada di atas air. Tak lupa juga untuk berfoto-foto dech…



Oh ya, teman saya (Yeni) masih belum puas foto-foto di dekat mushola, jadi kami menuju ke mushola, untuk berfoto-foto di bagian luarnya. 





Di kawasan TWA Angke Kapuk ini terdapat fasilitas penginapan dengan berbagai pilihan mulai dari camping ground ataupun semacam resort di atas air. Ada juga fasilitas penyewaan perahu untuk berkeliling danau mulai dari 100ribu/perahu. 

Hari mulai sore, saatnya untuk pulang ke rumah. Ketika kami keluar dari gerbang TWA Kapuk ternyata ada angkot yang sudah mangkal dengan tujuan halte Trans Jakarta Pluit/Pluit Village dengan ongkos 8 ribu/orang.  Kami turun di Pluit Village untuk makan malam, kami memilih makan di eat and eat dengan memilih menu soto lamongan. Selesai makan, langsung kami menuju halte Trans Jakarta untuk pulang ke rumah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar