Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Jalan-Jalan Singkat di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda - Bandung



Masih melanjutkan tulisan  sebelumnya, Paris Van Java Amazing Race. Setelah check out dari villa yang berada di kawasan Dago Pakar, kami menuju ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Djuanda).  Tak memakan waktu lama, akhirnya sampailah kami di lokasi. Tiket masuk lokasi 11ribu sudah termasuk asuransi (lokal) dan 75ribu (turis asing). Kami diberi waktu untuk berjalan-jalan di tahura sampai jam 12.30wib.



Memasuki lokasi kita langsung disambut dengan rimbunnya tanaman  hutan alami dengan pepohonan yang menjulang dengan udara yang sejuk dan  segar.  Tahura Djuanda  terletak di kampung Pakar, desa Ciburial, kecamatan Cimenyan,  luasnya mencapai 590 hektare membentang dari kawasan Pakar sampai Maribaya. Terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 species. Saat ini pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat.






Obyek wisata yang terdapat di THR Djuanda antara lain:
*Monumen Ir. H. Djuanda
*Goa Jepang dan Goa Belanda
*Kolam Pakar
*Air terjun Curug Omas
*Arir terjun Curug Lalay
*Air terjun Curug Dago
*Museum Ir. H. Djuanda
*Artefak kebudayaan purba yang pernah ditemukan di kawasan Dago Pakar
*Prasasti Raja Thailand
*Taman Bermain
*Tebing Keraton (tiket terpisah tempat)

Selain itu kita juga bisa jogging atau bersepeda di kawasan Tahura Ir. Djuanda, terdapat penyewaan sepeda di dalam kawasan ini.




Awalnya  saya dan Rahma berniat untuk pergi ke Tebing Keraton, tapi setelah tanya-tanya ke tukang parkir di dalam Tahura waktu tempuh bisa satu jam lebih kami pun akhirnya mengurungkan niat untuk ke Tebing Keraton dan memilih untuk ke Goa Jepang saja. Dalam perjalanan ke Goa Jepang ternyata kami ketemu teman-teman yang lain akhirnya kami bergabung dech, bareng-bareng masuk ke Goa Jepang.






Sebelum masuk goa, di depan goa terdapat penyewaan senter, kita bisa sewa dengan biaya 5ribu rupiah. Bahkan kalau memerlukan guide juga  ada, kasih tips seikhlasnya.





Goa Jepang di Tahura Ir. H. Djuanda adalah satu dari puluhan goa Jepang yang tersebar di seluruh Indonesia yang umumnya dibuat pada tahun 1942-1945. Ketika masa pendudukan Jepang, Kota Bandung merupakan markas salah satu dari tiga kantor Besar (bunsho) di Pulau Jawa. Bandung juga menjadi tempat pemusatan terbesar tawanan perang mereka, baik tentara KNIL (tentara Hindia-Belanda( dan satuan sekutunya, maupun warga sipil.  Pada masa itu, selain memanfaatkan goa buatan Belanda, Jepang juga menambahkan sejumlah goa di kawasan ini. Goa-goa buatan Jepang dipergunakan untuk keperluan penyimpanan amunisi, logistik dan komunikasi radio pada masa perang.  Pada masa Jepang, kawasan Tahura tertutup bagi masyarakat umum. 





Suasana di salah satu sudut Goa Jepang.






 Beberapa pintu kecil dan ventilasi goa





Berbeda dengan Goa Belanda yang kedua mulut goa terhubung,  goa Jepang ini tidak mempunyai pintu tembus sampai mulut gua, tetapi memiliki empat mulut goa yang berjajar , serta memiliki dua lobang angin/ventilasi udara masing-masing di bagian kiri dan pintu goa.

Setelah foto-foto di sekitar Goa Jepang, sekitar jam 12.10 kami kembali ke pintu gerbang dan ternyata teman-teman lain banyak yang belum balik malah ada yang pergi ke Goa Belanda waah itu mah lebih jauh dan pasti sampenya masih lama. Akhirnya panitia mengundang kami untuk ke CafĂ© Armor Kopi karena mereka beli cireng dan ga bisa habisin…ya udah kami serbu dech cirengnya. Hahaha…

Cafe Armor Kopi adalah cafe dengan konsep outdoor. Meja dan bangku kayu ditata di bawah rimbuunnya tanaman pinus. Disini juga menyediakan toilet dan mushola kecil di bagian belakang dapur.



Cafe Armor Kopi ini juga menjual aneka sayuran organik, mungkin bisa sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah.



Jam sudah hampir setengah satu tapi teman-teman yang ke Goa Belanda ternyata belum balik juga, jadi sambil menunggu mereka saya sholat aja dulu di mushola yang berada di bagian belakang Armor Kopi. Sekitar jam satuan akhirnya kami meninggalkan Tahura untuk makan siang di Cabe Hejo Natuna. Jalanan lumayan macet,  tapi akhirnya sampailah kami di tempat makan dan tak lama kemudian kami pun dapat duduk dan menikmati makan siang kami. Setelah selesai makan siang, sekitar jam tiga kami berangkat menuju Jakarta dan mampir beli oleh-oleh di rest area km 97. Di km 57 saya lihat ada keTerjadi  kemacetan mulai dari pintu masuk Cikarang Utama imbas dari kecelakan yang terjadi di km.22. Jam  8.20 kami sampai di sekitar pancoran saya dan vonny memutuskan untuk turun sebelum tugu pancoran saja, jadi lebih mudah untuk lanjut pulang ke rumah naik taksi. Sekitar jam 9 saya sudah sampai di rumah.


Walaupun badan capek, lapar dan ngantuk, tapi happy banget karena sudah mengisi weekend ini dengan mengikuti keseruan Paris Van Java Amazing Race. Buat kalian yang belum pernah ikutan Amazing Race-nya Jalan2.com tunggu aja event berikutnya yaa…semoga Bupati Regional Jabodetabek ngadain lagii. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar