Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Dolan Pemalang - Dusun Barong

Trip Dolan Pemalang ini terhitung dadakan, seorang teman sebut saja Yayu kebetulan akan mudik ke kampung halaman untuk menghadiri resepsi pernikahan saudaranya. Jadi Yayu menawarkan untuk sekalian main ke kampungnya. Tanpa pikir panjang saya pun mengiyakan. 

Yayu berangkat dari Jakarta, sementara saya berangkat dari Wates - Yogyakarta naik kereta Joglokerto, sekitar jam 7 pagi dari stasiun Wates. Meeting point berada di stasiun Purwokerto. Sekitar jam 10an saya sudah sampai stasiun Purwokerto, sementara jadwal kereta Yayu sekitar jam 11an. Setelah Yayu sampai kami pun segera berangkat menuju terminal bus Purwokerto dengan angkot, bayar 5 ribu/orang (kalau ga salah ingat). Kami tidak masuk ke dalam terminal bus hanya menunggu bus di pintu keluar terminal, karena kami belum makan siang jadi kami memutuskan untuk makan siang dulu di rumah makan padang tak jauh dari pintu keluar terminal, baru juga jalan kaki sebentar tiba-tiba hujan deras, sedikit lari kami segera menuju rumah makan. Selesai makan hujan masih juga turun, kami menunggu datangnya bus tujuan Pemalang sambil neduh di warung yang tak jauh dari pintu terminal. Tak lama kemudian datang juga bus jurusan Pemalang, setelah memastikan bus melewati pasar Belik, kamipun segera menaiki bus. Perjalanan dari terminal Purwokerto menuju pasar Belik memakan waktu sekitar 2 jam. Ongkos 20ribu/orang. 

Bus akhirnya sampai di pasar Belik, dan ternyata masih hujan juga. Sambil menunggu saudara Yayu datang menjemput kami, kami berteduh di pasar Belik. Akhirnya datang juga jemputan kami, kami naik motor di bawah guyurang hujan, pakai payung sih, tetep aja kebasahan. Perjalanan dari pasar Belik menuju kampungnya Yayu, melewati jalan yang naik turun bukit bahkan mendekati rumah Yayu jalannya ekstrim banget, sudah turunan tajam belokan pula.  Alhamdulillah, akhirnya kami sampai rumah Yayu dengan selamat. Sore sampai malam kami ke rumah saudaranya Yayu untuk membantu membuat dekorasi pelaminan. 

Pagi hari sebelum Yayu pergi ke acara akad nikah dan resepsi pernikahan, Yayu menyempatkan diri mengajak saya berjalan-jalan di kampungnya.













Panorama alam di Dusun Barong, dengan latar belakang Gunung Mendelem dan Gunung Slamet










Di bagian kiri jalan dusun Barong, terdapat padang rumput dan kebun pinus dengan latar belakang bukit-bukit yang berjajar.




Sekitar jam 8 kami balik ke rumah Yayu untuk sarapan dan Yayu persiapan untuk menghadiri acara pernikahan saudaranya. Karena Yayu ada acara, jadi siangnya saya diantar adiknya untuk jalan-jalan. Niatnya sih mau hunting air terjun, sudah lewat jalanan yang ekstrim alias rusak berbatu, ternyata tracking untuk ke area air terjunnya susah. Jadi ya ga jadi dech, foto-foto aja di batu kali aja.



Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Jimat di Desa Mendelem. Setelah melewati  jalanan yang menanjak diantara hutan pinus, akhirnya sampailah kami di lokasi.




Dari kejauhan sudah telihat bukit batu yang menjulang, bukit batu ini juga disebut Watu Payung atau Gunung Mendelem. kalau di foto sebelumnya Gunung Mendelem tampak depan-belakang dengan Gunung Slamet. Bukit / Gunung Mendelem ini berada di 1.450 mdpl. Dari sini tampak pemandangan yang cantik dan menyejukkan mata. Bagi para pecinta alam atau pendaki gunung mungkin berminat untuk mendaki Bukit/Gunung Mendelem. Masuk ke lokasi ini gratis, bahkan waktu itu tidak dimintai uang parkir (mungkin waktu itu tidak ada yang jaga ya)






Menurut cerita yang beredar di masyarakat sekitar, di puncak bukit terdapat sepasang makam keramat yang katanya adalah sepasang suami istri keturunan Raja Kebon Agung dari Pemalang. Selain itu juga terdapt petilasan Damar Wulan dan Raden Patah. Di sebelah utara bukit Mendelem terdapat Bukit Batu Payung, disebut Batu Payung mungkin karena tersusun dari batu-batu besar yang membentuk seperti payung/goa. Tempat ini biasanya dipakai orang-orang yang datang kesini untuk "meminta sesuatu". Bisa jadi ni sebabnya tempat ini dinamakan obyek wisata Gunung Jimat.

Karena memang sudah lelah setelah menempuh perjalanan naik motor saya tidak sampai naik ke bukit Mendelem, hanya beberapa ratus meter dari pintu gerbang selamat datang. Tak jauh dari pintu gerbang itu terdapat kebun nanas milik warga sekitar. Oh ya, pemalang memang terkenal dengan nanas madu, nanasnya kecil-kecil tapi manis.



Jalan untuk menuju ke Gunung Mendelem, walaupun jalannya kecil tapi saya sempat ketemu motor pencari rumput bisa melewati jalan ini.



Saya hanya sampai point ini saja ga sampai mendaki bukitnya, lalu memutuskan untuk balik ke rumah Yayu, untuk istirahat. Sore hari setelah Yayu pulang dari acara resepsi pernikahan, kami jalan menuju Curug Barong.



Tak jauh dari rumah Yayu, sekitar 10 meter sudah kelihatan sign board Curug Barong. Dari pintu masuk ini kami jalan kaki melewati rumah warga (masih saudaranya Yayu juga sih), lalu melewati persawahan dan kebun warga sebelum akhirnya sampai di lokasi Curug Barong. Jalanannya hanya berupa jalan setapak diantara rimbunnya pepohonan. Agak-agak gimana gitu sih secara sepiii banget.




Setelah berjalan santai sekitar 15-20 menit akhirnya sampailah kami di Curug Barong.


Ketinggian Curug Barong sekitar 25 meter, memiliki aliran air terjun yang lumayan deras mengalir dari celah bukit. Suasana di sekitar air terjun ini sangat sejuk karena dikelilingi oleh banyak tanaman rindang.


Sepanjang sungai dipenuhi batu-batu besar, jadi kami melompat dari batu satu ke batu lainnya untuk mencari posisi yang bagus untuk berfoto-foto.



Setelah merasa cukup menikmati suasana air terjun dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk segera balik ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar