Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Menyusuri Goa Lawa - Purbalingga

Masih lanjutan tulisan dari Dolan Pemalang sebelumnya, di hari kedua kami sebelum balik ke Jogja berencana jalan-jalan ke Goa Lawa di Purbalingga.

Pagi hari sebelum sarapan, kami jalan-jalan pagi di sawah dekat rumahnya Yayu, sepertinya ini sawahnya masih nyambung dengan sawah yang kami lewati sewaktu mau ke Curug Barong.



Setelah selesai sarapan dan kemas-kemas barang bawaan, kami berangkat menuju Goa Lawa. Kali ini ngetripnya agak ramean bareng saudaranya Yayu. Perjalanan menuju Goa Lawa kami melewati daerah perkebunan sayuran dan bunga serta strawberry seperti di Lembang Bandung gitu.

Setelah perjalanan sekitar 40 menit akhirnya sampailah kami di Goa Lawa. Harga tiket 5 ribu/orang (kalau tidak salah).



Dari loket penjualan tiket kita perlu jalan kaki melewati taman yang rindang dan hijau. Jangan khawatir jaraknya dekat dan jalannya juga bagus. Itung-itung olahraga lah.





Akhirnya sampailah kami di lokasi Goa Lawa, ada icon kelelewar besar di bagian atas gapura.



Di depan gapura ini kami disapa oleh guide yang menawarkan jasa untuk memandu menyusuri goa. Ya, akhirnya kami pun setuju untuk memakai jasa pemandu. Sebenernya ga pakai pemandu juga ga papa sih, tinggal ikuti saja alur goanya, nanti juga sampai di pintu keluar goa.



Pas berjalan menuruni tangga untuk menuju mulut Goa Lawa, di bagian kiri terdapat Goa Angin.


Goa Lawa terletak di lereng kaki Gunung Slamet, tepatnya di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Goa Lawa mempunyai panjang sekitar 1,5 km dan lebar sekitar 5 meter merupakan goa yang terbentuk dari endapan batu gamping dan aliran lava yang membeku ratusan tahun lalu. Goa Lawa memiliki banyak anak goa, bahkan ada beberapa bagian anak goa yang tidak boleh dimasuki.

Ini kedua kalinya saya memasuki goa, sebelumnya saya susur Goa Tempurung di Perak - Malaysia. Berbeda dengan goa Tempurung yang goa berada di dalam tebing bukit, kalau Goa Lawa lorong goa berada di bawah tanah.




Seperti pada umumnya begitu memasuki goa, pasti akan terasa sejuk dan dingin, tanah yang lembab dan agak basah karera tetesan air dari langit-langit goa, terdengar suara tetesan air dr langit-langit goa.

Kami pun mulai menyusuri bagian dalam Goa Lawa




Goa Batu Semar, di bagian ini terdapat batu yang bentuknya menyerupai semar, salah satu tokoh dalam pewayangan.

Goa Batu Semar

Goa Waringin Seto, batu putih yang bentuknya seperti pohon beringin.
Goa Waringin Seto
Goa Danau, di bagian ini kita berjalan menyusuri jembatan yang berada di atas danau.



Goa Pancuran Slamet / Sendang Drajat
Di bagian ini terdapat mata air / sendang, banyak pengunjung yang cuci muka dengan air di sendang ini, mungkin biar awet muda gitu kali ya.




Goa Lorong Panembahan 





Goa Istana Lawa
Sesuai namanya Istana Lawa disini mungkin adalah tempat kelelawar, karena di bagian ujung terdapat lubang ventilasi tempat keluar-masuk kelelawar.



Setelah menyusuri jembatan di atas danau dengan ventilasi besar di bagian atas goa, akhirnya  sampailah kita di mulut goa,



Mulut Goa Naga  tampak dari luar.



Perjalanan belum berakhir, masih lanjut lagi masuk ke bagian lain Goa Cepet.




Di bagian atas goa ini terdapat lubang besar yang terlihat seperti sumur kalau dilihat dari permukaan tanah. Bagian atasnya ditutup dengan bangunan atap, agar tidak membahayakan pengunjung.



Foto lubang angin tampak dari luar Goa Lawa (setelah keluar dari goa)




Kembali ke bagian dalam Goa Cepet, di bagian dalam goa ini terdapat satu spot berpagar warna kuning dan merah. Spot ini bernama Goa Ratu Ayu.

Goa Ratu Ayu
Saya pernah membaca tulisan di sebuah blog bahwa di lokasi ini dia pernah melihat penampakan sesosok wanita cantik berbusana seperti puteri keraton, memakai kemben berwarna hijau gadung dengan bawahan batik lurik berwarna cokelat, serta memakai sumping di telinganya.

Goa Putri Ayu

Kami pun akhirnya keluar dari Goa, di bagian atas goa terdapat batu peresmian Goa Lawa tahap I.







Tak jauh dari Goa Lawa ini terdapat Goa Lorong Kereta yang berada di bagian belakang Goa Lawa.



Untuk melihat Goa Lorong Kereta cukup ikuti jalan setapak ini lalu akan ketemu sebuah lubang kecil di bawah tanah.  Sayang sekali saya ga foto Goa Lorong kereta.


Kami tidak melihat semua bagia di dalam Goa Lawa, info lengkap bisa dilihat di papan informasi di dekat tempat pembelian tiket masuk.



Lelah menyusuri Goa Lawa, kami beristirahat di hamparan tikar sambil menikmati makanan dan minuman yang kami beli di warung tak jauh dari Goa Lawa.

Taman dengan pepohonan pinnus di area Goa Lawa ini lumayan luas, bahkan terdapat area bermain anak, tapi sepertinya sudah tidak terawat.










Setelah selesai istirahat kami pun berangkat meninggalkan Goa Lawa. Kami berhenti makan siang di warung bakso di tepi jalan raya sambil menunggu bus yang akan membawa saya ke terminal Purwokerto. Tak lama setelah selesai makan siang akhirnya datang juga busnya. Sekitar jam 15.30 akhirnya saya sampai di terminal Purwokerto dan saya langsung memesan tiket bus Efisiensi jurusan Jogja, harga tiket 70 ribu / orang.





Perjalanan dari Purwokerto menuju Wates (kampung halaman saya), memakan waktu sekitar 4 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar