Berbagi info dan tips wisata dalam dan luar negeri. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua ^_^

Road Trip Perak Part II (Old Town Ipoh)



Haii jumpa lagii…

Di part ini saya akan share tentang wisata di Old City Ipoh dalam misi perburuan mural art dan jejak warisan ya. Sebetulnya saya datang dua kali ke area kota tua Ipoh, di kedatangan pertama hanya setengah hari karena mau lanjut jalan ke Kuala Kangsar.  Tapi untuk lebih enaknya saya gabungin jadi satu  aja ya tema misi perburuan mural art. Yuk, cekidot…


Oh ya selain di Ipoh mural art juga terdapat di kota Penang, tapi sayangnya waktu dulu saya ke Penang ga sempat  dech hunting foto mural art. Kalau ga salah saya pernah nonton di TV kalau yang melukis mural art di kota Ipoh ini orang yang sama dengan mural art di Penang (bule asal eropa kalau ga salah).

Baiklah langsung yuk simak foto-foto mural art di sekitar kota tua Ipoh. 

Spot mural art yang pertama saya temukan di  Jalan Bijeh Timah;











Di Jalan Bijeh Timah ini terdapat tiga gang/lorong yang terkenal. Dulu setelah terjadi kebakaran yang menghancurkan kota tua Ipoh pada tahun 1982, jalur dari toko-toko dibangun kembali. Tiga jalur / gang menjadi hadiah dari seorang konglomerat pertambangan kepada tiga istrinya. 

Penduduk setempat menjuluki lorong tersebut :
1. The Wife Lane sekarang menjadi Lorong Hale
2. The Concubine Lane sekarang menjadi Lorong Panglima
3. The Second Concubine Lane sekarang menjadi  Market Lane

Area tersebut terkenal karena sarang opiumnya, kasino dan rumah bordil sampai akhir perang dunia kedua, ketika itu menjadi rumah bagi istri simpanan para penambang yang kaya.

Sesuai dengan perkembangan di Ipoh, gedung/bangunan pada masa sebelum perang yang berada di Lorong Hale, Lorong Panglima dan Market Lane diperbarui peruntukannya sehingga menjadi atraksi yang unik.

Lorong pertama yang saya masuki adalah Lorong Panglima/Concubine Lane.  Tak lupa berfoto dulu di depan gangnya.

Di sepanjang lorong Concubine Lane ini terdapat lapak dan kios penjual aneka souvenier, kedai makan, Gaharu Tea valley dan diujung gang ada container hotel.

Gaharu Tea Valley ini mungkin semacam showroomnya, karena waktu saya dalam perjalanan ke Ipoh melewai daerah dengan signboard menuju ke lokasi perkebunan Gaharu Tea Valley.


Di depan bangunan ini juga terdapat pohon pohon gaharu di dalam pot yang merupakan salah satu komoditi dari Perak. Kayu gaharu biasanya dipakai untuk pembuatan parfum, bahkan karena aromanya bisa juga digunakan sebagai material untuk produk dupa yang dibakar.






Dekorasi yang ada di dinding Container hotel di ujung lorong Concubine Lane.

Lorong Concubine Lane since 1908 dengan baner iklan es krim taste of memories.


Di samping Container hotel hotel lorong Concubine Lane ini terdapat gedung Timah, di bagian depan temboknya ada mural art perempuan pendulang emas.



Dari lorong Concubine Lane saya berjalan ke arah Market Lane, disini juga ada mural art dan hiasan payung di atas lorong jalannya.





Saya ga jalan sampai ujung lorong Second Concubine Lane/Market Lane, tapi malah keluar terus jalan ke Market Street, pas jalan eh ada patung ginian...ya sudah photo stop dulu yaa...



Lama sudah jalan koq ga nemu mural art lagi, malah nyasar sampai ke Sungai Kinta, ya sudah sekalain aja foto-foto di jembatannya. Di sebelah kanan sebelum jembatan ini ada ruang terbuka hijau dan play ground serta jogging track.


Setelah nyeberang jembatan lanjut jalan di seberang Sungai Kinta, rupanya ini daerah bisnis dan pasar besar, akhirnya terus aja jalan sampai ketemu jembatan berikutnya, nah sebelum jembatan sungai Kinta ini nemu juga bangunan bersejarah Brewster Village 1913 yang dahulu berfungsi sebagai balai bomba kinta (gedung pemadam kebakaran) sekarang gedung ini juga berfungsi sebagai wedding and events venue. 





Menyeberangi jembatan Sungai Kinta saya berjalan lurus sampai ke gedung Ipoh Tourist Information Center, nah baru dech lihat disitu ada bangunan Old Town White Coffe yang ada gambar mural art founder Old Town White Coffee.



Di sebelah bangunan Old Town White Coffe ini terdapat satu lagi bangunan kuno yaitu Bangunan Perak Hydro, dari jauh kelihatan bagus banget warna putih dengan strip hitam. Sayang lupa ga fotoin gedungnya secara sekeluruhan.




Perjalanan dilanjutkan ke arah Birch Memorial Clock Tower yang tak jauh dari Gedung Perak Hydro.




Birch Memorial Clock Tower dibangun untuk memperingati James W.W. Birch, mengabiskan biaya sebesar 25ribu dollar dan diresmikan pada tahun 1909.

Menara Jam dengan empat panel ilustrasi 44 tokoh peradaban dunia, terdapat satu lonceng besar dan empat lonceng kecil, lonceng akan berbunyi setiap jamnya.

Di sekitar Clock Tower ini terdapat food court Medan Selara Dato' Sagor yang menyajikan aneka makanan dan minuman. Di bagian depan terdapat masjid Sultan Indris Shah ke II.




Sebenernya lokasi ini dekat dengan Stasiun Ipoh, berada di belakang bangunan Dewan Bandaran Ipoh jadi kalau banyak waktu bisa jalan sekaligus keliling kawasan kota tua Ipoh, tetapi kenyataannya saya sampai tiga kali datang ke area ini gara-gara ga jeli lihat lokasi untuk foto-foto. Hehehe...




Selesai istirahat sambil minum jus di food court dekat Clock Tower saya lanjut jalan menuju tempat parkir mobil yang berada di belakang Jalan Bijeh Timah. Sebelum masuk ke lorong jalan, foto dulu ah di lantai tangga Clock Tower dan lorong jalan... kan sayang kalau dilewatkan.







Sore harinya, sepulang dari Kuala Kangsar, saya datang lagi ke kawasan Padang Ipoh untuk beli es cendol di kedai Rojak Padang. Namanya rojak padang tapi ga ada hubungannya dengan Padang yang di Sumatera Barat lho, ini maksudnya padang ipoh / lapangan yaa...karena lokasinya berada di dekat Padang Ipoh. Daaan...ternyata saya tadi pagi saya melewatkan gambar mural art Paper Plan yang ada di atas dinding itu. Aduuuh...saya mah kalo jalan ga jeli amat yaa...banyak yang terlewat euy..




Pada malam harinya saya browsing pake wifi hotel dan saya menumkan peta lokasi mural art di old town Ipoh, maka di pagi hari berikutnya saya balik lagi ke kota tua Ipoh padahal ya di bawah gambar mural art founder Old Town White Coffee itu ada plakat berisi peta mural art di Ipoh Old Town, yang ternyata saya ga lihat dan ga baca. Hahaha....

Baiklah, perburuan gambar mural art sesi kedua dimulai...

Ini adalah gambar mural art no. 5 Evolution menggambarkan aktivitas di pertambahan bijih timah.



Nah, ini baru saya lihat peta lokasi mural artnya langsung dech saya foto untuk panduan mencari lokasi mural art berikutnya.



Selanjutnya saya melanjutkan ke lokasi mural art no. 3 Kopi O yang berada di Jalan Tun Sambhantan.




Dari sini saya jalan muter-muter nyariin lokasi nomer 4 yaitu humming bird tapi ga nemu juga, akhirnya malah ketemu lokasi nomer 7 Girl, menggambarkan seorang gadis kecil yang mencoba dengan segenap usahanya untuk melepaskan burung dalam sangkar yang di pasang di dinding.



Lanjut lagi jalan huting mural art, akhirnya melihat ada gambar mural art lain (di luar keterangan yang ada di peta) ya sudah foto dulu di Lorong Hale Lane.





Dari Lorong Hale Lane ini saya jalan...lupa ke arah mana dech, eh tau-tau ngeliat ada kafe Plan B, kayaknya bagus di dalemnya ada nuansa helloween gitu, jadi dech masuk buat numpang foto-foto.




Ga ingat gambar mural art ini ada di lorong mana ya...







Akhirnya saya menemukan gambar nomer 6 yaitu Trishaw di Concubine Lane 3.



Setelah berkeliling kesana kemari gambar mural art humming bird belum ketemu juga, padahal di peta lokasinya deketan sama Kopo O, akhirnya ketemu dech Jalan Panglima, daaan ternyata lokasinya itu sederetan sama lokasi Kopi O tadi yaitu tanah kosong yang dipakai sebagai lokasi parkir...ya ampuun kenapa tadi ga nengok ke arah tembok itu ya...padahal tadi ngelewatin waktu sehabis foto di Kopi O. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar